Kamis, 13 Juli 2017

The Wrong Journey

           Cerita ini mengisahkan tentang empat anak remaja yang bersekolah di SMA terkenal di Jakarta. Mereka adalah anak-anak penyuka cerita-cerita mistis dan legenda supranatural. Terkadang mereka suka berkeluyuran pada malam hari ketika mereka libur dari aktifitas sekolah. Berkunjung ke daerah-daerah terpencil untuk menjawab rasa penasaran mereka tentang hal-hal mistis yang menjadi perbincangan masyarakat di daerah-daerah tersebut. Sering kali mereka tidak mendapatkan jawaban apa-apa, tapi kemudian dari sekian jawaban yang gagal mereka dapatkan, satu jawaban akhirnya berhasil mereka dapatkan. Dan jawaban itulah yang telah membawa mereka ke mimpi terburuk mereka sepanjang hidup. Hal yang benar-benar di luar prediksi mereka dan mengubah seluruh kehidupan mereka berempat.
         Di suatu pagi yang cerah pada pukul 6:30 waktu setempat.
- "Dony, cepetan nanti kita telat!!" teriak seorang remaja cantik berusia 17 tahun bernama Rita.
          Setelah berkali-kali berteriak akhirnya datang seorang remaja pria dari balik pintu gerbang rumahnya. Berwajah tampan dan memiliki segala yang dibutuhkan cowok ABG untuk menjadi tenar di sekolah. Kaya, nyentrik, anak dari pengusaha batu bara sukses ditambah lagi seorang drummer. Drummer dari band yang cukup terkenal. Namun jarang mendapatkan waktu luang bersama dengan orang tuanya. Orang tua super sibuk menjalankan bisnis besar mereka, bisnis yang mereka bangun sejak lama. Tak terhitung berapa banyak rintangan yang mereka tempuh untuk membangun bisnis ini. Bahkan mereka sering mengalami kegagalan di tengah jalan. Namun tak sedetikpun kata putus asa melintas. Dan pada akhirnya usaha mereka membuahkan hasil yang sangat manis. Kini usaha meraka berkembang dengan sangat pesat. Merekapun berharap kelak anak tunggal mereka nantinya akan meneruskan bisnis orang tuanya.
- "Kamu lama banget sih...??"
- "Sorry, celana dalam gue hilang tadi." bermaksud menghibur Rita yang terlanjur cemberut.
          Rita yang tadinya terlihat kesal terlihat tersenyum mendengar Dony yang mengggoda dirinya.
- " Ayo!! kita berangkat." tanpa pikir panjang Dony langsung mengajak Rita berangkat.
- "Terus celana dalam loe gimana??" 
- "Entar gue mau pinjem sama bobby ....."
- "Hahahahahaha..... sialan loe .....!!" raut wajah Rita langsung berubah girang.

          Bobby adalah salah satu teman baik mereka berdua yang kebetulan satu kelas. Agak pemalu dan memiliki badan yang bisa dibilang sangat gemuk. Pantas saja Rita tertawa terbahak-bahak.
          Melihat Rita tertawa girang, Dony dengan segera mengambil motornya. Motor gede yang terparkir gagah di garase rumahnya. Lantas membonceng Rita meninggalkan rumah. Rita yang sangat suka mengobrol tidak henti-hentinya mebicarakan hal-hal tidak penting. sesekali Dony menghela nafasnya panjang mendengar kicauan Rita yang tak henti-hentinya mengganggu telinga Dony. Rita memang sangat terkenal di kalangan sekolah sebagai remaja pembuat sensasi. Menaikkan pamornya di  sekolah dengan melakukan hal-hal yang terkadang tidak masuk akal. Terakhir kali tanpa merasa bersalah Rita mencuri baju seragam salah satu siswi yang sedang menggunakan toilet dan membuangnya ke tempat sampah. Bisa ditebak, pada akhirnya siswi itu keluar toilet hanya menggunakan BH dan celana dalam agak transparan bahkan ada siswa yang mengambil kesempatan dengan mengambil foto dan video siswi itu. Itulah segelintir hal gila yang bisa dilakukan Rita jika menurutnya seseorang sedang menantang dirinya.

            20 menit berada di jalan dan mendengarkan ocehan Rita, akhirnya mereka sampai di sekolah mereka yang megah.
 Satpam yang menjaga sekolah mereka sudah berada tepat di gerbang sekolah dan menatap tajam ke arah dua anak yang terlambat. Postur tubuh sang satpam yang tinggi kekar ditambah lagi tatonya yang merajahi hampir setiap bagian tubuhnya membuat sang satpam menjadi momok yang menakutkan bagi para siswa yang berhadapan dengannya.
matikan motornya!!”
            Dony yang agak ketakutan mendengar suara sang satpam langsung mematikan mesin motornya.
kalian terlambat!!” sang satpam berkata pendek.
pak, kan masih jam 7  kurang 10 menit.” Dony membela diri dengan memperlihatkan jam mahalnya ke satpam.
            Sang satpam menatap jam dony yang bermerk, namun tidak mengeluarkan kata-kata satupun. Sang satpam langsung memalingkan wajahnya.
saya sudah bilang kalau kalian terlambat.” Sambil membuka pintu gerbang sekolah sang satpam melangkah masuk ke sekolah.
tunggu dulu pak!! Gimana saya bisa dibilang terlambat?? Jam saya masih jam 7 kurang 10 menit tadi.”
            Dony yang kehabisan akal terus membela dirinya dengan menunjuk-nunjuk jamnya. Sang satpam langsung berhenti. Melihat jam ditangannya dan menatap tajam ke arah Dony. Entah kenapa Dony seketika kehilangan nyalinya melihat sang satpam yang begitu dingin dan berwibawa. Tanpa senyum dan tanpa basa-basi. Benar-benar momok bagi para siswa.
            Melihat Dony yang tidak bisa berkata banyak, Rita langsung mengambil inisiatif untuk berbicara dengan sang satpam. Turun dari boncengan, Rita memperlihatkan lekukan tubuhnya yang membuatnya jadi primadona di sekolahnya. Mengenakan rok yang menampilkan paha mulusnya Rita menghampiri sang satpam.
“eeemmmm,,,!!! Pak satpam, saya mohon kasi saya dan Dony masuk ke kelas. Tadi bapak sudah lihatkan masih jam 7 kurang 10 menit jadi kita belum terlambat.” dengan nada yang halus dan nakal  Rita mencoba menjelaskan dan meluluhkan hati sang satpam.
“lalu kenapa kalian bisa datang paling terakhir??” Rita langsung terdiam mendengar perkataan sang satpam.
            Sang satpam masih memperlihatkan ekspresi dinginnya kepada mereka berdua. Melihat sang satpam yang keras kepala, Rita akhirnya mengeluarkan ide gilanya. Rita yang hampir kehabisan akal mengarahkan kedua tangannya menuju kancing baju seragam sekolah yang dipakainya dan melepas satu persatu kancing baju yang menutupi dadanya. Pemandangan  yang tidak bisa ditolak oleh pria manapun. Kancing baju yang terbuka memperlihatkan belahan dada Rita yang besar dan padat berbalut BH berwarna pink, ditambah lagi kulit putih bersihnya membuat pria manapun yang melihatnya tidak akan bisa menolak. Dengan genitnya Rita mendekati sang satpam dan membisikkan kata-kata yang membuat bulu kuduk tiap pria berdiri bila mendengarnya.
“bapak, kalau mau nanti saya tunggu di ruang UKS!!
Dony yang kebingungan hanya bisa melihat pasrah dari kejauhan membayangkan hal yang dilakukan Rita.
“bapak tenang aja!! Saya orang yang tepat janji.”
            Sang satpam menghela nafasnya setelah mendengar bisikan dari Rita. Melihat jam ditangannya, sang satpam membuka pintu gerbang sekolah. Rita yang merasa telah menang kemudian menghampiri Dony.
“loe tadi ngapain sih??”
“terus itu,,,,, baju loe benerin dulu!!”
            Rita menutup lagi belahan dada mulusnya di hadapan Dony berharap Dony melihat pemandangan itu juga.
“loe tenang aja Don.”
“udah gue urus semua.”
            Tak menunnggu lama gerbangpun terbuka dan mereka berdua bergegas memasuki sekolah. Jam sudah menunnjukkan pukul 06:58 tersisa dua menit untuk mereka agar sampai di kelas tepat waktu. Dony melaju ke area parkir sedangkan Rita berlari menuju kelasnya meninggalkan Dony yang kebingungan mencari parkir.
            Bel tanda masuk kelas telah berbunyi. Dony masih terlihat sibuk mencari parkir kosong di antara padatnya motor-motor siswa. Karena kesal akhirnya Dony mengeluarkan satu motor yang ada di lahan parkir sehingga motornya bisa parkir di sana. Tanpa rasa bersalah kemudian menaruh sembarang motor yang entah siapa pemiliknya itu. Dony bergegas berlari ke kelasnya yang berada tidak jauh dari lahan parkir. Semua murid telah memasuki kelas mereka dan bersiap-siap dengan mata pelajaran. Ada yang sibuk berdiskusi tentang soal-soal rumit, ada juga murid yang sedang sibuk mengerjakan PR. Yahh...!!! tidak semua murid memiliki ingatan kuat tentang mengerjakan PR ketika di rumahnya. Sementara para murid memulai pelajaran, terlihat sang satpam sedang mengecek keadaan di sekeliling sekolah memastikan tidak ada siswa atau siswi sedang membolos pelajaran. Melewati setiap kelas dan menyusuri tempat-tempat yang kemungkinan dijadikan tempat untuk membolos. Tanpa disengaja sang satpam berjalan melewati kelas milik Rita. Sang satpam yang terlihat begitu dingin menoleh ke arah kelas dan mendapati Rita duduk sedang mengikuti pelajaran. Roknya yang begitu mini bagaikan sinyal bagi para pria untuk menikmati paha putih mulusnya. Lekukan tubuh dan pantat kencangnya terlihat begitu sempurna. Rita yang sadar seseorang melewati kelasnya spontan menoleh ke luar kelas dan mendapati sang satpam sedang mengamati dirinya sambil berjalan. Rita merasa agak terkejut namun dia tersenyum dan dengan nakal memperlihatkan pose menantangnya kepada sang satpam. Menggigit bolpoint dan menaikkan sedikit roknya ke atas. Sang satpam berlalu melewati kelas dan Rita………………….. tersenyum bangga.
            Bel berbunyi lagi dan kali ini adalah tanda untuk istirahat. Para siswa dan siswi yang tadinya terlihat stres mengikuti ocehan dari para guru akhirnya menghirup udara bebas luar ruangan kelas. Kantin sekolah disesaki siswa-siswi haus dan kelaparan diikuti cerita-cerita mereka tentang mata pelajaran di kelas tadi. Banyak hal bisa diceritakan ketika para murid mengikuti mata pelajaran. Guru “killer”, tertidur di kelas, ketahuan mencontek, dihukum berdiri di depan kelas, topik cerita lumrah ketika berada di kantin bersama teman-teman kita.
 Hari ini adalah hari jumat dan kebanyakan siswa-siswi sibuk hendak mengadakan acara weekend.
            Dony yang terlihat kelelahan menghampiri petugas kantin untuk memesan makanan yang biasa dia pesan.
“bu, seperti biasa yaa!!”
“ingat!! Sambalnya banyakin!!” pinta Dony menahan lapar.
            Sekolahnya memiliki 3 kantin dan masing-masing kantin memiliki ciri khas masakannya sendiri. Dony tau betul mana makanan kantin yang enak untuk perut laparnya. Dan kantin itulah yang selalu dia datangi setiap hari. Sembari menunggu pesanannya, sebotol minuman dingin bersoda diambilnya dari kulkas kantin dan duduk di kursi panjang. Tangannya sibuk memainkan handphone keluaran terbaru yang baru saja dibelikan ayahnya. Berharap mendapatka sesuatu yang menarik di Google. Dony memang selalu dimanjakan orang tuanya dengan kemewahan dan materi yang terus mengalir bagaikan air deras.
“Dony!!” seorang siswi berteriak dari kejauhan memanggil namanya.
            Dony yang kebingungan melihat ke sana ke mari. Sampai akhirnya matanya tertuju kepada siswi yang melambai-lambaikan tangannya ke arah Dony. Siska, adalah siswi yang satu kelas dengan Dony dan bisa dibilang “TTM”.
“kamu kok ga mau nunngu siska sih tadi??” sambil menghampiri Dony dan duduk di sampingnya.
“tadi aku lihat kamu masih sibuk ama temen-temen kamu, jadi yaa,,,, aku ke kantin duluan,”
“soalnya aku juga udah laper banget”
“iya sich,,,,, tadi siska masih bingung sama rencana week end.”
“siska tanya ke mereka, tapi mereka kayak ngga pasti gitu.” Siska menjelaskan ke Dony sambil cemberut.
“emang kamu ama temen-temen rencananya mau kemana??”
“siska sich waktu ini mau ngajakin mereka liburan ke danau buat kamping. Siska denger-denger kalau danau itu tempat yang bagus buat kamping.”
“Oooo,,, terus mereka semua udah pada setuju??”
“pertamanya mereka setuju, tapi entah kenapa mereka semua tadi bilang udah punya rencana masing-masing.” Wajah siska berubah menjadi semakin cemberut.
            Dony yang belum mempunyai rencana weekend juga kelihatan bingung dan lesu mendengar cerita siska.
“Oy,,, siska!! Kamu mau aku pesenin makan ngga??” Dony mencoba mengalihkan pembicaraan.
“Hhmmppp,,, boleh deh.” Siska menjawab dengan nada yang jengkel
“Aku pesenin kamu makanan favorit aku ya??”
            Siska mengangguk menerima tawaran dari Dony. Langsung saja Dony berdiri dari tempat duduknya berjalan ke arah petugas kantin untuk memesankan Siska makanan yang sama dengan pesanannya. Tak berselang lama Dony menghampiri meja membawa minuman soda dan makanan pesanannya yang tadi.
“nih!! Aku udah ambilin minum.”
“makasih yaa!!” wajah Sisika berubah sumringah.
“Dan ini,,,, makanan favorit aku yang hampir setiap hari harus ada di menu makan siang aku.”
“soto sapi,,,, dan ngga lupa nasinya,,,,,, pake bawang.”
“ Mantaapppp!!” sambil menyajikan makanan tersebut ke hadapan Siska.
“wahh,,!! pasti enak nih, tapi kok cepet banget dapetnya?? Padahal banyak yang masih ngantri lhoo.” Siska bertanya penasaran.
“iya, soalnya tadi aku udah pesen duluan sebelum kamu dateng.”
“daripada ntar kamu nunggu lama, mending kamu ambil punyaku dulu.”
“mmmmmmm,,,, maaci yaa don!!” Siska mencubit pipi Dony lembut.
            Siska yang tidak sabar tanpa pikir panjang mencoba soto sapi yang menjadi kesukaan Dony itu. “ssrruuuuuuuuuttttt!!” suara kuah soto yang dimakan Siska. Sesuatupun terjadi, Siska menahan dirinya sejenak. Seketika wajah Sisika berubah merah, bibirnya terasa terbakar dan keringat mulai mengalir di dahinya.
“aaaaahhhhh!! Ini pedes bangeeeeeettttt!!”
            Siska mengibas-ngibas mulutnya yang terasa pedas dan panas. Dony kebingungan melihat reaksi siska yang entah dia tidak tahu kenapa.
“kamu kenapa, sis??”
“ini,,,,,,pedessss,,,,,banget,,,,” Siska menjawab Dony dengan nada terputus-putus.
“pedes??” Dony berfikir.
“Oy, aku lupa.”
“Aku tadi minta kalau sotonya biar pedes banget,,,,, hahahahahaha.”
            Dony langsung tersadar kalau soto yang selalu dipesannya adalah soto yang super pedas. Siska yang tidak tahu apa-apa akhirnya menjadi korban.
“Minum!!” Siska yang sulit bicara meminta minum ke Dony.
“Oy,,, bentar,,,, aku bukain dulu botolnya yaa.”
“hahahahaa,,,,,,,” sambil tertawa Dony membukakan tutup botol minuman yang dibelinya.
            Siska yang sudah kelihata tidak bisa menahan rasa aneh yang ada di mulutnya langsung menyapu minuman yang dibukakan Dony.
“ssrruuuuuuuutttt!!” Dengan kencangnya minuman soda diminum Siska.
“kamu,,,,,ssshhh,,,aahhh,,,,kok jahat sich??”
“sorry sis, aku bener-bener lupa kalau sotonya pedes banget.” Jelas Dony sambil tertawa kecil.
“ssshhh,,,aahhh,,,,liyat nihh bibir aku sekarang!!”
“ssshhh,,,aahhh,,,udah kepanasan,,,susah ngomong lagi,,,ssshhh,,,aahhh,,,”
“Hahahaha,,,,iya, paling ngga kamu masih bisa ngisep dan mendesah sis.”  Dony mencoba menggoda Siska.
“Hahahahahahahaha,,,,,” Dony tertawa dengan girangnya.
            Dony yang tidak tega mengambil tisu di atas meja dan mengusap wajah Siska yang mulai berkeringat.
            Di sisi lain kantin, Rita yang dari tadi mengamati mereka berdua mulai tidak tahan. Bersama Bobby, Rita langsung menghampiri Siska dan Dony.
            Siska dan Rita adalah siswi yang memiliki perbedaan mencolok di sekolah. Rita, sosok yang bisa dibilang angkuh dan penuh dengan hasrat. Disegani oleh siswa-siswi lain karena karakternya yang ditakuti. Mendapatkan ketenarannya dengan hampir menghalalkan semua cara. Terkadang ide gila bisa terlintas di benaknya hanya untuk mendapat perhatian dan ketenaran. Selalu bisa lolos dari hukuman sekolah yang dijatuhkan padanya. Rita bak ratu di sekolahnya. Sedangkan Siska, seorang siswi biasa namun dengan anugrah yang luar biasa. Menyandang gelar siswi jenius di sekolah. Memiliki kecerdasan di atas rata-rata dan mendapat banyak piagam penghargaan dari sekolah. Berprestasi di sekolah tentunya keuntungan tersendiri karena tidak diperlukan ide-ide gila untuk mendapatkan perhatian dari siswa-siswi lain. Akan tetapi Rita memiliki fisik yang jauh melampaui Siska. Rita yang rajin berolahraga membuat dirinya semakin terlihat sempurna di mata kaum pria. Sementara Siska menghabiskan hampir seluruh waktunya dengan membaca buku dan menambah pengetahuannya tentang dunia. Mencoba menutupi kekurangannya dengan otaknya yang brilian. Seperti dua mata koin saja.
“Hai!!” Rita menyapa Dony dengan menepuk punggungnya dari belakang.
“Rita,,,,"
"Ehh,,!! ada si babi juga??” Candaan Dony tidak digubris oleh Rita yang cemberut dan Bobbypun teralu sibuk dengan makanan di tangan dan mulutnya.
Rita dan Bobby yang menghampiri Dony mengambil tempat duduk di hadapan Dony dan Siska. Sejenak suasana menjadi canggung. Hanya suara kunyahan dari mulut lapar Bobby yang mengisi kesunyian mereka.
“Permisi!! Mas Dony, ini pesanannya yang tadi.” Petugas kantin membuka pembicaraan.
“Oy, makasih ya bu.”
“Kalian berdua udah makan??” Dony mencoba mencairkan suasana.
“Gue tadi sich udah makan nasi bungkus dua, tapi masih laper.” Bobby menyahut polos dengan mulut penuh dengan makanan.
“Loe harusnya makan juga bungkusnya sekalian.”
“Hahahaha,,,,” Tawa Dony puas mengejek Bobby. Namun Rita dan Siska masih terdiam seribu bahasa. Dony yang kebingungan menghentikan tawanya dan mencoba memikirkan cara lain.
“Ehhemmmmm,,, guys!! Mumpung kita udah ngumpul, weekend ini kita berburu lagi gimana??”
“Gue males ah!! Hasilnya tu nihil terus.”
“Udah keluarnya tengah malem. Gue ngga mau kalau dikira maling lagi kayak dulu.”
“Itu kan dulu Bob, sekarang kita akan ke tempat yang agak berbeda.”
“Tadi gue udah cari di google tempat-tempat yang misterius di Indonesia dan gue tertarik sama satu tempat.”
“Kalau kalian mau, ntar habis sekolah kita kumpul lagi di kantin ini ya!!”
“Gue bisa jamin petualangan kita sekarang bakal berbeda banget.” Dony menutup pembicaraannya dengan meyakinkan.
“Emang tempatnya dimana??” Akhirnya Rita mengeluarkan suara dari bibirnya.
            Sambil ingin menunjukkan HPnya Dony berkata;“Kita akan ke,,,,,,”
“krriiiiiinnggg,,,,,kkriiiiiiiinnggg.”
            Bel untuk segera masuk ke kelas berbunyi memutus pembicaraan Dony dan teman-temannya. Seluruh siswa-siswi yang tadinya memadati kantin berangsur-angsur mininggalkan kantin.
“Inget ya guys!! Ntar habis sekolah kita ngumpul lagi di sini.”
“Oy, Bob, ntar loe kasi tau billy ya.” Pinta Dony ke Bobby.
“Ok,,, ntar gue kasi tau dia.”
“Siska, kamu mau ikut bareng kita ngga??”
“Siska ngga tau Don.” Sambil melirik Rita.
“Ntar kalau kamu mau ikut kita, datang aja ki sini ya!!”
(Siska mengangguk)
“Rita,,,,,”
“Kayaknya gue ngga bisa ikut deh!!” Rita bangun dari tempat duduknya dan berjalan mininggalkan mereka bertiga.
“Kenapa tu anak??” Dony bertanya penasaran ke Bobby.
            Dony hanya bisa menghela nafasnya melihat reaksi Rita.
“Kalau gitu, kita masuk kelas dulu ntar informasi lebih lanjutnya gue kasi tau.”
“Ok!!” Bobby menyahut.
            Bobby segera meninggalkan kantin menuju ke kelasnya. Sementara itu Dony mengambil uang di sakunya untuk membayar makanan dan minuman yang dia tadi pesan.
“Siska, kamu ke kelas aja duluan!!”
“Ini semua biar aku yang bayar.”
Siska tersenyum “makasih ya Don.”
            Dony yang selesai membayar kemudian melangkah meninggalkan kantin. Ibu petugas kantin mulai sibuk merapikan meja-meja kotor penuh dengan piring dan sampah. Dan tidak sengaja menemukan handphone tergelatak di atas meja tempat dimana Dony bersama teman-temannya tadi duduk. Betapa terkejutnya Ibu petugas kantin setelah secara tidak sengaja melihat isi dari handphone itu.
“Mas Dony!!” Petugas kantin spontan meneriaki Dony yang tidak begitu jauh meninggalkan kantin. Dony menoleh ke arah kantin dan melihat petugas kantin sedang berlari ke arahnya.
“Ini HP nya mas Dony??”
“Eh,,,!! Iya ibu, ini HP saya.”
“Terima kasih banyak ya bu!!”
“Pasti pikun saya kumat lagi. Hahahaha ,,,,,” Dony mengambil handphonenya meninggalkan petugas kantin.
“layarnya belum terkunci” Dony berkata dalam hati sambil berjalan menuju kelasnya. Segera Dony mengunci layar handphonenya kembali.
            Petugas kantin yang masih terlihat terguncang perlahan berjalan ke kantin dan menghampiri petugas kantin lain yang merupakan suaminya. Suami yang telah membantu dirinya menjalankan usaha kantin selama hapir 10 tahun.
“Bapak!!” Ibu petugas kantin mencoba mengajak suaminya yang sedang sibuk membersihkan meja untuk berbicara.
“Ibuk,,,bantuin bapak nihh mejanya kotor banget.”
“Rumah kita,,,,,” Ibu kantin berbicara pendek dan bernada getir. Sang suami yang bingung tidak mengerti perkataan istrinya terus membersihkan meja.
“Rumah kita??” Sang suami mengulangi kata istrinya bertanya-tanya.
            Tangan  sang suami seketika berhenti membersihkan meja. Ia menyadari sesuatu dan menatap ke arah istrinya. Didapatilah sang istri yang meneteskan air mata. Apa yang terjadi??