Cerita ini mengisahkan tentang empat anak remaja yang bersekolah di SMA terkenal di Jakarta. Mereka adalah anak-anak penyuka cerita-cerita mistis dan legenda supranatural. Terkadang mereka suka berkeluyuran pada malam hari ketika mereka libur dari aktifitas sekolah. Berkunjung ke daerah-daerah terpencil untuk menjawab rasa penasaran mereka tentang hal-hal mistis yang menjadi perbincangan masyarakat di daerah-daerah tersebut. Sering kali mereka tidak mendapatkan jawaban apa-apa, tapi kemudian dari sekian jawaban yang gagal mereka dapatkan, satu jawaban akhirnya berhasil mereka dapatkan. Dan jawaban itulah yang telah membawa mereka ke mimpi terburuk mereka sepanjang hidup. Hal yang benar-benar di luar prediksi mereka dan mengubah seluruh kehidupan mereka berempat.
Di suatu pagi yang cerah pada pukul 6:30 waktu setempat.
Di suatu pagi yang cerah pada pukul 6:30 waktu setempat.
- "Dony, cepetan nanti kita telat!!" teriak seorang remaja cantik berusia 17 tahun bernama Rita.
Setelah berkali-kali berteriak akhirnya datang seorang remaja pria dari balik pintu gerbang rumahnya. Berwajah tampan dan memiliki segala yang dibutuhkan cowok ABG untuk menjadi tenar di sekolah. Kaya, nyentrik, anak dari pengusaha batu bara sukses ditambah lagi seorang drummer. Drummer dari band yang cukup terkenal. Namun jarang mendapatkan waktu luang bersama dengan orang tuanya. Orang tua super sibuk menjalankan bisnis besar mereka, bisnis yang mereka bangun sejak lama. Tak terhitung berapa banyak rintangan yang mereka tempuh untuk membangun bisnis ini. Bahkan mereka sering mengalami kegagalan di tengah jalan. Namun tak sedetikpun kata putus asa melintas. Dan pada akhirnya usaha mereka membuahkan hasil yang sangat manis. Kini usaha meraka berkembang dengan sangat pesat. Merekapun berharap kelak anak tunggal mereka nantinya akan meneruskan bisnis orang tuanya.
- "Kamu lama banget sih...??"
- "Sorry, celana dalam gue hilang tadi." bermaksud menghibur Rita yang terlanjur cemberut.
Rita yang tadinya terlihat kesal terlihat tersenyum mendengar Dony yang mengggoda dirinya.
- " Ayo!! kita berangkat." tanpa pikir panjang Dony langsung mengajak Rita berangkat.
- "Terus celana dalam loe gimana??"
- "Entar gue mau pinjem sama bobby ....."
- "Hahahahahaha..... sialan loe .....!!" raut wajah Rita langsung berubah girang.
Bobby adalah salah satu teman baik mereka berdua yang kebetulan satu kelas. Agak pemalu dan memiliki badan yang bisa dibilang sangat gemuk. Pantas saja Rita tertawa terbahak-bahak.
Melihat Rita tertawa girang, Dony dengan segera mengambil motornya. Motor gede yang terparkir gagah di garase rumahnya. Lantas membonceng Rita meninggalkan rumah. Rita yang sangat suka mengobrol tidak henti-hentinya mebicarakan hal-hal tidak penting. sesekali Dony menghela nafasnya panjang mendengar kicauan Rita yang tak henti-hentinya mengganggu telinga Dony. Rita memang sangat terkenal di kalangan sekolah sebagai remaja pembuat sensasi. Menaikkan pamornya di sekolah dengan melakukan hal-hal yang terkadang tidak masuk akal. Terakhir kali tanpa merasa bersalah Rita mencuri baju seragam salah satu siswi yang sedang menggunakan toilet dan membuangnya ke tempat sampah. Bisa ditebak, pada akhirnya siswi itu keluar toilet hanya menggunakan BH dan celana dalam agak transparan bahkan ada siswa yang mengambil kesempatan dengan mengambil foto dan video siswi itu. Itulah segelintir hal gila yang bisa dilakukan Rita jika menurutnya seseorang sedang menantang dirinya.
- "Kamu lama banget sih...??"
- "Sorry, celana dalam gue hilang tadi." bermaksud menghibur Rita yang terlanjur cemberut.
Rita yang tadinya terlihat kesal terlihat tersenyum mendengar Dony yang mengggoda dirinya.
- " Ayo!! kita berangkat." tanpa pikir panjang Dony langsung mengajak Rita berangkat.
- "Terus celana dalam loe gimana??"
- "Entar gue mau pinjem sama bobby ....."
- "Hahahahahaha..... sialan loe .....!!" raut wajah Rita langsung berubah girang.
Bobby adalah salah satu teman baik mereka berdua yang kebetulan satu kelas. Agak pemalu dan memiliki badan yang bisa dibilang sangat gemuk. Pantas saja Rita tertawa terbahak-bahak.
Melihat Rita tertawa girang, Dony dengan segera mengambil motornya. Motor gede yang terparkir gagah di garase rumahnya. Lantas membonceng Rita meninggalkan rumah. Rita yang sangat suka mengobrol tidak henti-hentinya mebicarakan hal-hal tidak penting. sesekali Dony menghela nafasnya panjang mendengar kicauan Rita yang tak henti-hentinya mengganggu telinga Dony. Rita memang sangat terkenal di kalangan sekolah sebagai remaja pembuat sensasi. Menaikkan pamornya di sekolah dengan melakukan hal-hal yang terkadang tidak masuk akal. Terakhir kali tanpa merasa bersalah Rita mencuri baju seragam salah satu siswi yang sedang menggunakan toilet dan membuangnya ke tempat sampah. Bisa ditebak, pada akhirnya siswi itu keluar toilet hanya menggunakan BH dan celana dalam agak transparan bahkan ada siswa yang mengambil kesempatan dengan mengambil foto dan video siswi itu. Itulah segelintir hal gila yang bisa dilakukan Rita jika menurutnya seseorang sedang menantang dirinya.
20 menit berada di jalan dan
mendengarkan ocehan Rita, akhirnya mereka sampai di sekolah mereka yang megah.
Satpam yang menjaga sekolah mereka sudah
berada tepat di gerbang sekolah dan menatap tajam ke arah dua anak yang
terlambat. Postur tubuh sang satpam yang tinggi kekar ditambah lagi tatonya
yang merajahi hampir setiap bagian tubuhnya membuat sang satpam menjadi momok
yang menakutkan bagi para siswa yang berhadapan dengannya.
“matikan motornya!!”
Dony yang agak ketakutan mendengar
suara sang satpam langsung mematikan mesin motornya.
“kalian terlambat!!” sang satpam berkata
pendek.
“pak, kan masih jam 7 kurang 10 menit.” Dony membela diri
dengan memperlihatkan jam mahalnya ke satpam.
Sang satpam menatap jam dony yang
bermerk, namun tidak mengeluarkan kata-kata satupun. Sang satpam langsung
memalingkan wajahnya.
“saya sudah bilang kalau kalian terlambat.” Sambil
membuka pintu gerbang sekolah sang satpam melangkah masuk ke sekolah.
“tunggu dulu pak!! Gimana saya bisa dibilang terlambat??
Jam saya masih jam 7 kurang 10 menit tadi.”
Dony yang kehabisan akal terus
membela dirinya dengan menunjuk-nunjuk jamnya. Sang satpam langsung berhenti. Melihat
jam ditangannya dan menatap tajam ke arah Dony. Entah kenapa Dony seketika
kehilangan nyalinya melihat sang satpam yang begitu dingin dan berwibawa. Tanpa
senyum dan tanpa basa-basi. Benar-benar momok bagi para siswa.
Melihat Dony yang tidak bisa berkata
banyak, Rita langsung mengambil inisiatif untuk berbicara dengan sang satpam.
Turun dari boncengan, Rita memperlihatkan lekukan tubuhnya yang membuatnya jadi
primadona di sekolahnya. Mengenakan rok yang menampilkan paha mulusnya Rita
menghampiri sang satpam.
“eeemmmm,,,!!! Pak satpam, saya
mohon kasi saya dan Dony masuk ke kelas. Tadi bapak sudah lihatkan masih jam 7 kurang 10 menit jadi kita belum terlambat.” dengan nada
yang halus dan nakal Rita mencoba menjelaskan dan meluluhkan
hati sang satpam.
“lalu kenapa kalian bisa datang
paling terakhir??” Rita
langsung terdiam mendengar perkataan sang satpam.
Sang satpam masih memperlihatkan
ekspresi dinginnya kepada mereka berdua. Melihat sang satpam yang keras kepala,
Rita akhirnya mengeluarkan ide gilanya. Rita yang hampir kehabisan akal
mengarahkan kedua tangannya menuju kancing baju seragam sekolah yang dipakainya
dan melepas satu persatu kancing baju yang menutupi dadanya. Pemandangan yang tidak bisa ditolak oleh pria manapun.
Kancing baju yang terbuka memperlihatkan belahan dada Rita yang besar dan padat
berbalut BH berwarna pink, ditambah lagi kulit putih bersihnya membuat pria
manapun yang melihatnya tidak akan bisa menolak. Dengan genitnya Rita mendekati
sang satpam dan membisikkan kata-kata yang membuat bulu kuduk tiap pria berdiri
bila mendengarnya.
“bapak, kalau mau nanti
saya tunggu di ruang UKS!!”
Dony
yang kebingungan hanya bisa melihat pasrah dari kejauhan membayangkan hal yang
dilakukan Rita.
“bapak tenang aja!! Saya orang
yang tepat janji.”
Sang satpam menghela nafasnya
setelah mendengar bisikan dari Rita. Melihat jam ditangannya, sang satpam
membuka pintu gerbang sekolah. Rita yang merasa telah menang kemudian
menghampiri Dony.
“loe tadi ngapain sih??”
“terus itu,,,,, baju loe benerin
dulu!!”
Rita menutup lagi belahan dada mulusnya
di hadapan Dony berharap Dony melihat pemandangan itu juga.
“loe tenang aja Don.”
“udah gue urus semua.”
Tak menunnggu lama gerbangpun
terbuka dan mereka berdua bergegas memasuki sekolah. Jam sudah menunnjukkan
pukul 06:58 tersisa dua menit untuk mereka agar sampai di kelas tepat waktu.
Dony melaju ke area parkir sedangkan Rita berlari menuju kelasnya meninggalkan
Dony yang kebingungan mencari parkir.
Bel tanda masuk kelas telah
berbunyi. Dony masih terlihat sibuk mencari parkir kosong di antara padatnya
motor-motor siswa. Karena kesal akhirnya Dony mengeluarkan satu motor yang ada
di lahan parkir sehingga motornya bisa parkir di sana. Tanpa rasa bersalah
kemudian menaruh sembarang motor yang entah siapa pemiliknya itu. Dony bergegas
berlari ke kelasnya yang berada tidak jauh dari lahan parkir. Semua murid telah
memasuki kelas mereka dan bersiap-siap dengan mata pelajaran. Ada yang sibuk
berdiskusi tentang soal-soal rumit, ada juga murid yang sedang sibuk
mengerjakan PR. Yahh...!!! tidak semua murid memiliki ingatan kuat tentang mengerjakan
PR ketika di rumahnya. Sementara para murid memulai pelajaran, terlihat sang
satpam sedang mengecek keadaan di sekeliling sekolah memastikan tidak ada siswa
atau siswi sedang membolos pelajaran. Melewati setiap kelas dan menyusuri
tempat-tempat yang kemungkinan dijadikan tempat untuk membolos. Tanpa disengaja
sang satpam berjalan melewati kelas milik Rita. Sang satpam yang terlihat
begitu dingin menoleh ke arah kelas dan mendapati Rita duduk sedang mengikuti
pelajaran. Roknya yang begitu mini bagaikan sinyal bagi para pria untuk
menikmati paha putih mulusnya. Lekukan tubuh dan pantat kencangnya terlihat
begitu sempurna. Rita yang sadar seseorang melewati kelasnya spontan menoleh ke
luar kelas dan mendapati sang satpam sedang mengamati dirinya sambil berjalan.
Rita merasa agak terkejut namun dia tersenyum dan dengan nakal memperlihatkan
pose menantangnya kepada sang satpam. Menggigit bolpoint dan menaikkan sedikit
roknya ke atas. Sang satpam berlalu melewati kelas dan Rita………………….. tersenyum
bangga.
Bel berbunyi lagi dan kali ini
adalah tanda untuk istirahat. Para siswa dan siswi yang tadinya terlihat stres
mengikuti ocehan dari para guru akhirnya menghirup udara bebas luar ruangan
kelas. Kantin sekolah disesaki siswa-siswi haus dan kelaparan diikuti cerita-cerita
mereka tentang mata pelajaran di kelas tadi. Banyak hal bisa diceritakan ketika
para murid mengikuti mata pelajaran. Guru “killer”, tertidur di kelas, ketahuan
mencontek, dihukum berdiri di depan kelas, topik cerita lumrah ketika berada di
kantin bersama teman-teman kita.
Hari ini adalah hari jumat dan kebanyakan
siswa-siswi sibuk hendak mengadakan acara weekend.
Dony yang terlihat kelelahan
menghampiri petugas kantin untuk memesan makanan yang biasa dia pesan.
“bu, seperti biasa yaa!!”
“ingat!! Sambalnya banyakin!!” pinta Dony menahan lapar.
Sekolahnya memiliki 3 kantin dan
masing-masing kantin memiliki ciri khas masakannya sendiri. Dony tau betul mana
makanan kantin yang enak untuk perut laparnya. Dan kantin itulah yang selalu
dia datangi setiap hari. Sembari menunggu pesanannya, sebotol minuman dingin
bersoda diambilnya dari kulkas kantin dan duduk di kursi panjang. Tangannya
sibuk memainkan handphone keluaran terbaru yang baru saja dibelikan ayahnya. Berharap mendapatka sesuatu yang menarik di Google. Dony
memang selalu dimanjakan orang tuanya dengan kemewahan dan materi yang terus
mengalir bagaikan air deras.
“Dony!!” seorang siswi berteriak dari
kejauhan memanggil namanya.
Dony yang kebingungan melihat ke
sana ke mari. Sampai akhirnya matanya tertuju kepada siswi yang
melambai-lambaikan tangannya ke arah Dony. Siska, adalah siswi yang satu kelas
dengan Dony dan bisa dibilang “TTM”.
“kamu kok ga mau nunngu siska sih
tadi??” sambil
menghampiri Dony dan duduk di sampingnya.
“tadi aku lihat kamu masih sibuk
ama temen-temen kamu, jadi yaa,,,, aku ke kantin duluan,”
“soalnya aku juga udah laper
banget”
“iya sich,,,,, tadi siska masih bingung
sama rencana week end.”
“siska tanya ke mereka, tapi
mereka kayak ngga pasti gitu.” Siska
menjelaskan ke Dony sambil cemberut.
“emang kamu ama temen-temen
rencananya mau kemana??”
“siska sich waktu ini mau
ngajakin mereka liburan ke danau buat kamping. Siska denger-denger kalau danau itu tempat yang bagus buat kamping.”
“Oooo,,, terus mereka semua udah
pada setuju??”
“pertamanya mereka setuju, tapi
entah kenapa mereka semua tadi bilang udah punya rencana masing-masing.” Wajah siska berubah menjadi
semakin cemberut.
Dony yang belum mempunyai rencana
weekend juga kelihatan bingung dan lesu mendengar cerita siska.
“Oy,,, siska!! Kamu mau aku
pesenin makan ngga??” Dony
mencoba mengalihkan pembicaraan.
“Hhmmppp,,, boleh deh.” Siska menjawab dengan nada yang
jengkel
“Aku pesenin kamu makanan favorit
aku ya??”
Siska mengangguk menerima tawaran
dari Dony. Langsung saja Dony berdiri dari tempat duduknya berjalan ke arah
petugas kantin untuk memesankan Siska makanan yang sama dengan pesanannya. Tak
berselang lama Dony menghampiri meja membawa minuman soda dan makanan
pesanannya yang tadi.
“nih!! Aku udah ambilin minum.”
“makasih yaa!!” wajah Sisika berubah sumringah.
“Dan ini,,,, makanan favorit aku
yang hampir setiap hari harus ada di menu makan siang aku.”
“soto sapi,,,, dan ngga lupa
nasinya,,,,,, pake bawang.”
“ Mantaapppp!!” sambil menyajikan makanan
tersebut ke hadapan Siska.
“wahh,,!! pasti enak nih, tapi kok cepet banget dapetnya??
Padahal banyak yang masih ngantri lhoo.” Siska bertanya penasaran.
“iya, soalnya tadi aku udah pesen
duluan sebelum kamu dateng.”
“daripada ntar kamu nunggu lama,
mending kamu ambil punyaku dulu.”
“mmmmmmm,,,, maaci yaa don!!” Siska mencubit pipi Dony lembut.
Siska yang tidak sabar tanpa pikir
panjang mencoba soto sapi yang menjadi kesukaan Dony itu. “ssrruuuuuuuuuttttt!!” suara kuah soto yang dimakan Siska.
Sesuatupun terjadi, Siska menahan dirinya sejenak. Seketika wajah Sisika
berubah merah, bibirnya terasa terbakar dan keringat mulai mengalir di dahinya.
“aaaaahhhhh!! Ini pedes
bangeeeeeettttt!!”
Siska mengibas-ngibas mulutnya
yang terasa pedas dan panas. Dony kebingungan melihat reaksi siska yang entah
dia tidak tahu kenapa.
“kamu kenapa, sis??”
“ini,,,,,,pedessss,,,,,banget,,,,”
Siska menjawab
Dony dengan nada terputus-putus.
“pedes??” Dony berfikir.
“Oy, aku lupa.”
“Aku tadi minta kalau sotonya
biar pedes banget,,,,, hahahahahaha.”
Dony
langsung tersadar kalau soto yang selalu dipesannya adalah soto yang super
pedas. Siska yang tidak tahu apa-apa akhirnya menjadi korban.
“Minum!!” Siska yang sulit bicara meminta
minum ke Dony.
“Oy,,, bentar,,,, aku bukain dulu
botolnya yaa.”
“hahahahaa,,,,,,,” sambil tertawa Dony membukakan
tutup botol minuman yang dibelinya.
Siska yang sudah kelihata tidak bisa
menahan rasa aneh yang ada di mulutnya langsung menyapu minuman yang dibukakan
Dony.
“ssrruuuuuuuutttt!!” Dengan kencangnya minuman soda
diminum Siska.
“kamu,,,,,ssshhh,,,aahhh,,,,kok
jahat sich??”
“sorry sis, aku bener-bener lupa
kalau sotonya pedes banget.” Jelas
Dony sambil tertawa kecil.
“ssshhh,,,aahhh,,,,liyat nihh
bibir aku sekarang!!”
“ssshhh,,,aahhh,,,udah
kepanasan,,,susah ngomong lagi,,,ssshhh,,,aahhh,,,”
“Hahahaha,,,,iya, paling ngga
kamu masih bisa ngisep dan mendesah sis.”
Dony
mencoba menggoda Siska.
“Hahahahahahahaha,,,,,” Dony tertawa dengan girangnya.
Dony yang tidak tega mengambil tisu
di atas meja dan mengusap wajah Siska yang mulai berkeringat.
Di sisi lain kantin, Rita yang dari
tadi mengamati mereka berdua mulai tidak tahan. Bersama Bobby, Rita langsung
menghampiri Siska dan Dony.
Siska dan Rita adalah siswi yang
memiliki perbedaan mencolok di sekolah. Rita, sosok yang bisa dibilang angkuh
dan penuh dengan hasrat. Disegani oleh siswa-siswi lain karena karakternya yang
ditakuti. Mendapatkan ketenarannya dengan hampir menghalalkan semua cara.
Terkadang ide gila bisa terlintas di benaknya hanya untuk mendapat perhatian
dan ketenaran. Selalu bisa lolos dari hukuman sekolah yang dijatuhkan padanya.
Rita bak ratu di sekolahnya. Sedangkan Siska, seorang siswi biasa namun dengan
anugrah yang luar biasa. Menyandang gelar siswi jenius di sekolah. Memiliki
kecerdasan di atas rata-rata dan mendapat banyak piagam penghargaan dari
sekolah. Berprestasi di sekolah tentunya keuntungan tersendiri karena tidak
diperlukan ide-ide gila untuk mendapatkan perhatian dari siswa-siswi lain. Akan
tetapi Rita memiliki fisik yang jauh melampaui Siska. Rita yang rajin
berolahraga membuat dirinya semakin terlihat sempurna di mata kaum pria.
Sementara Siska menghabiskan hampir seluruh waktunya dengan membaca buku dan
menambah pengetahuannya tentang dunia. Mencoba menutupi kekurangannya dengan
otaknya yang brilian. Seperti dua mata koin saja.
“Hai!!” Rita menyapa Dony dengan menepuk
punggungnya dari belakang.
“Rita,,,,"
"Ehh,,!! ada si babi juga??” Candaan Dony tidak digubris oleh Rita yang cemberut dan Bobbypun teralu sibuk dengan makanan di tangan dan mulutnya.
"Ehh,,!! ada si babi juga??” Candaan Dony tidak digubris oleh Rita yang cemberut dan Bobbypun teralu sibuk dengan makanan di tangan dan mulutnya.
Rita dan Bobby yang menghampiri
Dony mengambil tempat duduk di hadapan Dony dan Siska. Sejenak suasana menjadi canggung. Hanya suara kunyahan dari mulut lapar Bobby yang mengisi kesunyian mereka.
“Permisi!! Mas
Dony, ini pesanannya yang tadi.” Petugas
kantin membuka pembicaraan.
“Oy, makasih ya
bu.”
“Kalian berdua udah
makan??” Dony
mencoba mencairkan suasana.
“Gue tadi sich udah
makan nasi bungkus dua, tapi masih laper.” Bobby menyahut polos dengan mulut penuh dengan makanan.
“Loe harusnya makan
juga bungkusnya sekalian.”
“Hahahaha,,,,” Tawa Dony puas mengejek Bobby.
Namun Rita dan Siska masih terdiam seribu bahasa. Dony yang kebingungan
menghentikan tawanya dan mencoba memikirkan cara lain.
“Ehhemmmmm,,, guys!!
Mumpung kita udah ngumpul, weekend ini kita berburu lagi gimana??”
“Gue males ah!!
Hasilnya tu nihil terus.”
“Udah keluarnya
tengah malem. Gue ngga mau kalau dikira maling lagi kayak dulu.”
“Itu kan dulu Bob,
sekarang kita akan ke tempat yang agak berbeda.”
“Tadi gue udah cari
di google tempat-tempat yang misterius di Indonesia dan gue tertarik sama satu
tempat.”
“Kalau kalian mau,
ntar habis sekolah kita kumpul lagi di kantin ini ya!!”
“Gue bisa jamin
petualangan kita sekarang bakal berbeda banget.” Dony menutup pembicaraannya
dengan meyakinkan.
“Emang tempatnya
dimana??” Akhirnya
Rita mengeluarkan suara dari bibirnya.
Sambil ingin menunjukkan HPnya Dony berkata;“Kita akan
ke,,,,,,”
“krriiiiiinnggg,,,,,kkriiiiiiiinnggg.”
Bel untuk segera masuk ke kelas berbunyi memutus
pembicaraan Dony dan teman-temannya. Seluruh siswa-siswi yang tadinya memadati
kantin berangsur-angsur mininggalkan kantin.
“Inget ya guys!!
Ntar habis sekolah kita ngumpul lagi di sini.”
“Oy, Bob, ntar loe kasi
tau billy ya.” Pinta
Dony ke Bobby.
“Ok,,, ntar gue
kasi tau dia.”
“Siska, kamu mau
ikut bareng kita ngga??”
“Siska ngga tau
Don.” Sambil
melirik Rita.
“Ntar kalau kamu
mau ikut kita, datang aja ki sini ya!!”
“(Siska mengangguk)”
“Rita,,,,,”
“Kayaknya gue ngga
bisa ikut deh!!” Rita
bangun dari tempat duduknya dan berjalan mininggalkan mereka bertiga.
“Kenapa tu anak??” Dony bertanya penasaran ke Bobby.
Dony hanya bisa menghela nafasnya
melihat reaksi Rita.
“Kalau gitu, kita
masuk kelas dulu ntar informasi lebih lanjutnya gue kasi tau.”
“Ok!!” Bobby menyahut.
Bobby segera meninggalkan kantin
menuju ke kelasnya. Sementara itu Dony mengambil uang di sakunya untuk membayar
makanan dan minuman yang dia tadi pesan.
“Siska, kamu ke
kelas aja duluan!!”
“Ini semua biar aku
yang bayar.”
Siska
tersenyum “makasih ya Don.”
Dony yang selesai membayar kemudian melangkah
meninggalkan kantin. Ibu petugas kantin mulai sibuk merapikan meja-meja kotor penuh dengan piring dan sampah. Dan tidak sengaja menemukan handphone tergelatak di atas meja
tempat dimana Dony bersama teman-temannya tadi duduk. Betapa terkejutnya Ibu
petugas kantin setelah secara tidak sengaja melihat isi dari handphone itu.
“Mas Dony!!” Petugas kantin spontan meneriaki
Dony yang tidak begitu jauh meninggalkan kantin. Dony menoleh ke arah kantin
dan melihat petugas kantin sedang berlari ke arahnya.
“Ini HP nya mas
Dony??”
“Eh,,,!! Iya ibu,
ini HP saya.”
“Terima kasih
banyak ya bu!!”
“Pasti pikun saya
kumat lagi. Hahahaha ,,,,,” Dony
mengambil handphonenya meninggalkan petugas kantin.
“layarnya belum
terkunci” Dony
berkata dalam hati sambil berjalan menuju kelasnya. Segera Dony mengunci layar
handphonenya kembali.
Petugas kantin yang masih terlihat
terguncang perlahan berjalan ke kantin dan menghampiri petugas kantin lain yang
merupakan suaminya. Suami yang telah membantu dirinya menjalankan usaha kantin
selama hapir 10 tahun.
“Bapak!!” Ibu petugas kantin mencoba mengajak
suaminya yang sedang sibuk membersihkan meja untuk berbicara.
“Ibuk,,,bantuin
bapak nihh mejanya kotor banget.”
“Rumah kita,,,,,” Ibu kantin berbicara pendek dan
bernada getir. Sang suami yang bingung tidak mengerti perkataan istrinya terus
membersihkan meja.
“Rumah kita??” Sang suami mengulangi kata istrinya
bertanya-tanya.
Tangan sang suami seketika berhenti membersihkan meja. Ia menyadari sesuatu dan menatap ke arah istrinya. Didapatilah sang
istri yang meneteskan air mata. Apa yang terjadi??